Gambar Mewarnai Anak Cuci Tangan 2
(Anak Cuci Tangan 2 Coloring Page)
_mewarnai.webp)
Unduh gratis lembar gambar mewarnai Anak Cuci Tangan 2. Halaman ini sangat cocok untuk anak-anak yang ingin mengasah kreativitas dengan mewarnai Anak Cuci Tangan. Tersedia dalam format PDF berkualitas tinggi.
Free download Anak Cuci Tangan 2 Coloring Page for kids. This coloring sheet is great for developing creativity and imagination. Available in high-quality printable PDF format.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Dongeng Anak Cerdas: Asal Usul Roti
🌾 🏡 Pendahuluan: Kehangatan dalam Kesederhanaan Dahulu kala, di sebuah desa kecil berbalut kabut di kaki pegunungan Eropa, hiduplah seorang gadis remaja bernama Elena bersama dua adik laki-lakinya dan seorang nenek yang penyayang dan bijaksana. Mereka tinggal di rumah kayu sederhana, beratap ilalang, dengan perapian yang selalu menyala saat malam turun dingin. 🧺 Misi ke Kota dan Perjalanan Tak Terduga Suatu hari, Elena pergi ke pasar, membawa sekeranjang sayur dari kebun kecil mereka. Sebelum berangkat, neneknya berkata: “Belikan tepung gandum, telur segar, susu hangat untuk adikmu… dan jika cukup, sebotol kecil anggur untuk menghangatkan tubuh tua ini.” Elena patuh dan menempuh perjalanan yang cukup jauh karena berjalan kaki. Ia berhasil membeli semuanya. Tapi saat pulang, ia diganggu sekumpulan anak lelaki iseng. Mereka mendorongnya hingga keranjangnya terjatuh. Telur pecah, sebagian susu dan anggur tumpah, mengenai tepung. Elena sedih luar biasa. Tapi ia memungut kembali keranjangnya, dan pulang dengan wajah murung.❤️ Pelukan yang Menyembuhkan Sesampainya di rumah, ia meminta maaf. Tapi neneknya hanya memeluknya hangat:“Tak apa, nak… rezeki bisa tumpah, tapi hatimu yang lembut itu tak ternoda.”🍯 Adonan yang Tidak Disengaja Elena melihat sisa tepung yang sudah tercampur telur, susu, dan sedikit anggur. Sayang kalau dibuang. Ia menambahkan sedikit air dan sejumput...
Semangka dan Kelapa: Si Pendek dan Si Tinggi - Dongeng Anak
🌴🌱 Pada zaman dahulu kala, di sebuah sawah yang hijau dan subur, tinggallah dua sahabat tanaman.. eh, maksudnya... dua tanaman yang tidak terlalu akur. Yang satu adalah Pohon Kelapa - tinggi menjulang, gagah, daunnya lebar seperti kipas raksasa. Yang satu lagi adalah Pohon Semangka- eh, bukan pohon sih, tapi lebih mirip merayap-rayap malu-malu di tanah dengan buah yang besar dan montok. Setiap pagi, saat embun masih menari-nari di daun padi, Kelapa selalu menyapa… dengan nada sedikit menyebalkan: “Selamat pagi, Semangka pendek! Eh, kamu bisa lihat aku dari situ? Atau mau pakai teleskop?” “Buahmu sih besar, tapi tubuhmu? Hahaha, tiarap terus, kayak lagi push-up seumur hidup!” Semangka hanya diam. Ia sedih, tapi tak membalas. Beruntung, di sebelahnya ada tanaman kacang yang rendah hati dan bijaksana. “Sabar ya, Semangka,” kata Kacang sambil mengibaskan daunnya. “Ingat, kita memang pendek, tapi justru karena itu manusia mudah memetik kita. Kita tidak merepotkan siapa-siapa. Mereka cukup menunduk dan… crot, dipetik dengan senyum.” Semangka tersenyum, walau masih agak sedih. Ia menatap ke atas, ke arah Kelapa yang makin hari makin tinggi dan makin… sombong. 💨 Suatu Hari yang Mendung... Langit berubah kelabu, awan berarak gelap. Angin mulai menderu-deru seperti marah-marah tak jelas. Daun-daun berdesir. Dan KRRAASSHHH!!!...
Tarsius Si Mata Super - Dongeng Anak
Pada suatu malam yang sunyi di Hutan Mutiara, semua hewan bersiap tidur. Semua, kecuali satu. Dia adalah Tino si Tarsius—si kecil berkaki panjang, telinga tajam, dan yang paling mencolok: mata bundar sebesar bola kelereng, melotot seperti kaget seumur hidup. Tapi jangan salah, mata itu bukan karena kopi kebanyakan. Itu adalah mata super, yang bisa melihat dengan jelas meski di tengah kegelapan total! Sayangnya, Tino sering jadi bahan becandaan. “Tino! Jangan mandang aku terus, nanti aku berubah jadi kodok!” “Pernah nggak sih kamu kedip?” “Kalau mata kamu makin besar, bisa dijadiin mangkok!” Tino hanya senyum. Ia tahu, kelak matanya bakal menyelamatkan malam. Dan betul saja, malam itu—saat semua tertidur lelap—Hutan Mutiara gelap gulita karena bulan sedang libur alias gerhana total. Tiba-tiba… SRRRAAKKK! Ada suara gemuruh dari arah lereng bukit. Tino langsung melompat dari dahan, matanya menyapu kegelapan. Ia melihat—dengan sangat jelas—pohon besar tumbang, menutup jalur air ke danau kecil yang jadi sumber minum hewan-hewan! Dan lebih parahnya lagi… Kiki si Kukang sedang tidur persis di dekat pohon itu! Tino panik. Ia melompat dari dahan ke dahan seperti ninja kecil berkeringat, mencari bantuan. Tapi semua hewan tertidur—Momo si Monyet bahkan pakai headset daun pisang dan ngorok dengan gaya. “MO! KIKI BAHAYA!...